STRATEGI PEMILIHAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN
Agar pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian dapat berjalan secara optimal, diperlukan strategi yang dapat
mendukung ke arah pemilihan metode penyuluhan yang tepat. Topik ini akan
membahas mengenai:
- Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih metode penyuluhan pertanian.
- Kiat-kiat dalam memberikan penyuluhan pertanian
Keberhasilan penggunaan metode
penyuluhan pertanian salah satunya ditentukan oleh tepatnya penyuluh dalam
mempertimbangkan berbagai faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode
penyuluhan itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
tersebut antara lain adalah:
Karakteristik sasaran yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode
penyuluhan pertanian adalah hal-hal yang menyangkut:
1.
Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap
sasaran.
Faktor ini sangat erat kaitannya
dengan tingkat adopsi sasaran. Untuk melihat tingkat adopsi, penyuluh dapat
mengacu pada tahapan adopsi inovasi yang umum dipakai, yaitu tahapan-tahapan
di mana seorang petani sampai pada pertimbangan dan sikap tertentu sebelum
mengadopsi inovasi. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
�
Tahap Sadar (Awareness
)
atau tahap mengetahui, di mana seorang petani baru pertama kali mendengar
suatu ide atau inovasi baru.
�
Tahap Minat (Interest
),
yaitu tahap mencari informasi lebih lanjut dari ide yang telah diketahuinya.
�
Tahap Evaluasi (Evaluation
),
yaitu tahap penilaian, mempertimbangkan manfaat dan kekurangan penggunaan
inovasi.
� Tahap Mencoba (Try
),
yaitu tahap di mana petani mulai mau menerapkan inovasi dalam skala kecil.
� Tahap Mengadopsi (Adoption
),
petani benar-benar menerapkan inovasi dalam skala besar pada usahataninya
2.
Keadaan sosial dan budaya sasaran.
Hal-hal yang menyangkut keadaan
sosial budaya sasaran antara lain:
�
Nilai-nilai/prinsip hidup yang
dianut oleh individu sasaran
�
Nilai sosial yang berlaku pada
masyarakat sasaran
�
Norma-norma sosial atau pola
tingkah laku yang dianut sasaran, yang berupa: tata cara, kebiasaan, tata
kelakuan, adat, atau hukum.
� Pola pelapisan sosial, seperti:
lapisan atas, lapisan menengah, lapisan bawah, juragan, pandega, kuli kenceng,
kuli kendo, dan lain-lain.
�
Status sosial atau kedudukan
sosial yang berlaku di masyarakat
�
Struktur kekuasaan dan
pengaruh, seperti: kepemimpinan sosial, alokasi solidaritas, struktur keluarga
dan lain-lain.
Dalam kondisi pertanian dewasa ini,
agen penyuluhan pertanian harus memainkan peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kompetensi petani. Sebaiknya penyuluh memiliki kemampuan untuk:
-
Memperkenalkan pertanian yang menuntut
keterampilan-keterampilan baru bagi petani.
-
Mempengaruhi perilaku petani agar mau mencoba
meningkatkan kemampuan dirinya.
-
Menggunakan metode penyuluhan yang mendukung ke
arah peningkatan motivasi petani.
- Mengidentifikasi kendala yang akan timbul dari
penerapan suatu metode penyuluhan pertanian.
- Merencanakan, mengatur, melaksanakan, mengevaluasi
dan mengembangkan proses belajar petani dan anggota keluarganya.
Karakteristik keadaan daerah yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan metode penyuluhan adalah:
�
Keadaan musim
Faktor musim yang sedang berjalan
di daerah tertentu dapat berpengaruh terhadap pemilihan metode penyuluhan
pertanian. Contohnya, pada musim hujan yang biasanya turun deras menjelang
sore hari, kunjungan ke lapangan usahatani sebaiknya dilakukan pada pagi hari
sebelum hujan turun. Atau apabila ingin melakukan demonstrasi cara tentang
penanaman jagung maka sebaiknya tidak dilakukan pada saat musim hujan.
�
Keadaan usahatani
Yang dimaksud keadaan usahatani adalah
tahap-tahap perkembangan usahatani mulai dari penanaman sampai waktu panen.
Sebagai contoh, metode diskusi kelompok dalam satu hamparan usahatani cocok
diterapkan pada saat memilih jenis pupuk yang baik untuk tanaman tertentu.
�
Keadaan lapangan
Keadaan lapangan antara lain dapat
dilihat dari topografi tanah, letak lahan usahatani atau rumah petani (apakah
berjauhan, tersebar atau berkumpul), keadaan jalan dan waktu yang ditempuh
untuk mencapai lokasi rumah/usahatani, dan lain-lain.
Materi penyuluhan termasuk
faktor yang menentukan dalam keberhasilan penyuluhan. Dalam pemilihan metode
penyuluhan, materi penyuluhan merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan. Jika materi penyuluhan ditekankan pada dinamika dan
partisipasi kelompok, maka metode yang digunakan sebaiknya metode
partisipatif, artinya metode yang dapat membangkitkan partisipasi anggota.
Akan tetapi jika materi ditekankan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan
atau inovasi baru, maka metode pengenalan seperti ceramah, penyebaran
informasi melalui media atau obrolan santai bisa dipergunakan.
Secara umum, materi
penyuluhan harus memilik sifat-sifat berikut:
�
Berhubungan dnegan kebutuhan
belajar sasaran
�
Dapat digunakan sesuai keadaan
nyata
�
Menguntungkan sasaran
�
Mudah dipahami dan praktis untuk
diterapkan
�
Sederhana, tidak berbelit-belit
�
Cocok dengan inovasi terdahulu
Faktor ini biasanya
termasuk salah satu faktor yang dipertimbangkan di awal perencanaan
penyuluhan. Dalam memilih metode, diupayakan agar sarana/biaya yang minim
bisa dimanfaatkan untuk melangsungkan suatu metode penyuluhan yang efektif.
Sebagai contoh, di daerah
yang sulit dijangkau masyarakat luar daerah, sebaiknya tidak perlu diadakan
pameran pertanian, karena kemungkinan pengunjungnya kurang banyak. Contoh
lain adalah memilih metode kursus tani yang relatif lebih mudah dan murah
dibandingkan metode demonstrasi, serta lebih banyak melibatkan peserta/sasaran
dalam waktu yang relatif singkat daripada metode kunjungan.
Biasanya kebijakan pemerintah
tentang materi penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat petani
secara umum. Berbagai hasil penelitian atau penemuan baru sering dijadikan
pemerintah sebagai ''program unggulan'' dalam penyuluhan pertanian. Untuk itu
proses penyebarannya harus didukung dengan penggunaan metode yang tepat, yang
dapat menyebarkan program pemerintah dengan cepat dan menjangkau sasaran di
hampir setiap daerah.
Penyuluhan dapat diartikan sebagai
keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
keputusan yang benar (Ban & Hawkins, 1999). Dengan tujuan tersebut maka
proses penyuluhan memerlukan trik atau siasat tersendiri sehingga bentuk
penyuluhan tidak terkesan seperti menggurui petani. Beberapa trik atau siasat
yang dapat dipakai untuk merencanakan program pendidikan bagi petani antara
lain:
Karakteristik sasaran yang perlu
dipertimbangkan dalam melakukan penyuluhan yaitu:
- tingkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran
- keadaan sosial budaya sasaran
Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran berkaitan erat dengan
tingkat pengalamannya. Memberikan penyuluhan kepada petani yang berpengalaman
tentu akan berbeda dengan kepada petani yang minim pengalaman. Untuk
menyiasatinya, petani yang memiliki pengalaman lebih bisa diminta bantuannya
untuk memaparkan pengalamannya itu kepada petani lain.
Contoh: Dalam forum tidak formal
misalnya suatu obrolan di warung kopi yang dikunjungi oleh sekelompok petani,
penyuluh bisa memancing beberapa pertanyaan kepada mereka seputar penggunaan
urea tablet di lahan sawah mereka. Petani yang menggunakan urea tablet akan
saling menceritakan pengalaman serta keberhasilannya, dan mungkin terdengar
bahkan direspon oleh mereka yang belum menggunakan urea tablet. Dalam forum
ini terlihat penyuluh tidak secara langsung menyarankan petani agar mereka mau
menggunakan urea tablet, tetapi biasanya mengarahkan obrolan mereka, sehingga
mereka tidak merasa digurui oleh penyuluh.
Keadaan sosial budaya antara lain
bisa dilihat dari tatacara, kebiasaan dan adat istiadat sasaran. Misalnya di
daerah yang nilai-nilai agama Islamnya masih cukup kuat, sebaiknya penyuluh
tidak menjadwalkan waktu pemutaran film penyuluhan pada hari Jumat karena hal
itu masih dianggap tabu oleh masyarakat.
Sebagian besar petani kurang mempunyai
pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk dapat memahami permasalahan
mereka, memikirkan pemecahannya, apalagi memilih pemecahan masalah yang
tepat. Penyuluh dapat membantu petani dengan menghilangkan hambatan
kurangnya pengalaman dan pendidikan, yaitu dengan cara menyediakan informasi
dan memberikan pandangan kepada mereka mengenai masalah yang dihadapi.
Contohnya, pada musim tanam yang lalu, dalam satu hamparan sawah terjadi
kegagalan panen padi. Petani frustasi karena tidak mengerti mengapa panen
bisa gagal, padahal cara penanaman dilakukan sesuai saran/anjuran penyuluh.
Penyuluh membantu petani menelusuri sebab kegagalan panen, ternyata terdeteksi
hama baru yang belum pernah dikenali petani. Di sini, penyuluh tidak langsung
bertindak untuk mengintruksikan pemberantasan hama, akan tetapi terlebih
dahulu menjelaskan atau memberi informasi yang bersifat teknis mengenai hama
tersebut dan menunjukkan cara penanggulangannya.
Kadang-kadang petani kurang
memiliki motivasi untuk mengubah perilakunya karena ada faktor lain yang
menjadi hambatan. Misalnya, petani enggan menggunakan saluran irigasi untuk
mengairi sawahnya dan hanya mengandalkan hujan yang diharapkan akan selalu
turun setiap hari. Alasannya adalah bahwa lokasi sawah yang agak jauh dengan
saluran irigasi, serta menyalahkan petani lain yang tidak mau menyalurkan air
ke sawahnya. Penyuluh bisa memotivasi petani dengan mengemukakan bahwa dengan
menggunakan air irigasi maka sistem pengairan akan mudah diatur sehingga
tanaman padi dapat tercukupi kebutuhan airnya, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas padi yang ditanam. Sementara itu
dikatakan pula bahwa tenaga yang dibutuhkan untuk menggali saluran air akan
lebih ringan apabila hal tersebut dilakukan bersama-sama dengan petani lain
yang berada dalam satu hamparan. Ada baiknya penyuluh ikut serta dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembuatan saluran air dari irigasi.
Kebutuhan materi penyuluhan
biasanya berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Berdasarkan hal ini
penyuluh tidak hanya bisa memperkenalkan inovasi pertanian yang dikembangkan
oleh pemerintah, tetapi juga harus memperhatikan potensi yang terdapat di
daerah setempat. Sebagai contoh, di wilayah Papua akan lebih efektif jika
dilakukan penyuluhan mengenai pengembangan produktivitas sagu dan ubi
mengingat komoditas tersebut adalah bahan pangan utama di daerah itu. Contoh
lain misalnya di daerah Garut, pemberdayaan pupuk buatan dari kotoran kambing
bisa dijadikan materi unggulan dalam program penyuluhan karena di daerah
tersebut hampir sebagian besar penduduknya memelihara kambing.
Adakalanya pesan yang ingin disampaikan terasa �sensitif� dan mungkin akan
menimbulkan keresahan petani. Penyuluh harus mampu mengurangi kekhawatiran
petani tersebut dengan cara mengungkapkan pesan dengan bahasa yang baik.
Contohnya penyuluh akan memberitahu petani tentang bahaya erosi akibat
dibiarkannya lahan lama yang tidak ditanami lagi dengan sekaligus
memberitahukan cara-cara penanggulangan bahaya tersebut sebelum timbul
kerusakan yang parah. Contoh lain misalnya petani harus tahu mengenai bahan
kimia tertentu yang akan sangat berbahaya bagi kesehatan, akan tetapi supaya
petani tidak merasa khawatir untuk mempergunakannya, penyuluh juga
menyampaikan komposisi yang benar dalam pemakaian bahan kimia.
Pada
akhir tahun 1998 terjadi wabah belalang besar-besaran yang menyerang tanaman
padi di Provinsi Lampung, yang tentu saja sangat meresahkan petani di daerah
tetangganya. Penyuluh mengantisipasi dengan menyarankan pemakaian pestisida
ringan disamping menyampaikan upaya pemerintah menanggulangi hal tersebut
yaitu dengan menampung hasil penangkapan belalang dari masyarakat untuk
dijadikan pakan ternak, sehingga mengurangi kekhawatiran petani akan
penyebaran belalang ke wilayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar